top of page

Pra-Musyawarah Nasional dan ALSA Leadership Training XXXII: Forum Nasional untuk Penguatan Kepemimpinan ALSA Indonesia

BACK TO EVENTS

Pra-Musyawarah Nasional dan ALSA Leadership Training XXXII
PALT XXXII

Banda Aceh, 29 September 2025 - Pra-Musyawarah Nasional dan ALSA Leadership Training (PALT) XXXII merupakan Acara Nasional tahunan ALSA Indonesia yang terbagi atas dua rangkaian utama, yakni Pra-Musyawarah Nasional (Pra-Munas) dan ALSA Leadership Training (ALT). Tahun 2025, Universitas Syiah Kuala menjadi tuan rumah dengan mengusung tema “Puga Keuneubah, Meusapat Sajan Beusapeu Pakat” yang memiliki arti membuat keberlanjutan, menciptakan kesepakatan dengan kebersamaan. Kegiatan ini berlangsung pada 25–28 September 2025 secara luring, yang diikuti oleh 15 Local Chapter dan 1 Observer dengan total delegasi 105 peserta, dengan rincian 53 delegasi untuk Pra-Munas dan 52 orang delegasi untuk ALT.


Hari pertama diawali dengan Opening Ceremony dan Seminar Nasional yang merupakan wujud pilar academically committed. Seminar ini bertemakan “Dilema Perlindungan Pengungsi Rohingya di Indonesia dalam Absennya Ratifikasi Konvensi 1951” menghadirkan 4 (empat) Narasumber: Rahmadi (Field Associate UNHCR), Al Fadhil (Direktur Yayasan Geutanyoe), Aditya Rivaldi, S.H., LL.M. (Dosen Hukum Internasional Universitas Syiah Kuala), serta AKP Donna Briadi, S.I.K., M.H. (Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh). Diskusi interaktif kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

 

Agenda hari pertama juga mencakup dibukanya Pra-Musyawarah Nasional yang merupakan forum strategis yang membahas laporan pertanggungjawaban tengah tahun National Board ALSA Indonesia, rancangan agenda nasional, serta kontribusi tiap Local Chapter dalam kegiatan Semunas XXXIII. Sidang pleno I digelar untuk membahas laporan tengah tahun National Board ALSA Indonesia 2025-2026, agenda dan produk Semunas, serta ketentuan kontribusi biaya kegiatan nasional di tahun mendatang. Pada hari yang sama delegasi selain delegasi Pra-Munas mengikuti kegiatan ALSA Leadership Training yang merupakan kegiatan untuk membentuk karakter kepemimpinan yang adaptif dan kolaboratif, melalui pelatihan dan diskusi tematik yang dikemas dalam bentuk seminar dan workshop. ALSA Leadership Training mencakup berbagai sesi, seperti Leadership Talkshow, Informal Games, General Sharing, dan Division Sharing. Khusus untuk sesi Leadership Talkshow dan General Sharing, delegasi dibagi menjadi 5 (lima) sub topik utama yang dirancang untuk memperkuat kapasitas soft skills delegasi serta menumbuhkan semangat kolaborasi dalam kepemimpinan.


Hari kedua berfokus pada Pra-Munas melalui Sidang Pleno II, III, dan IV. Sementara itu, agenda ALT diisi dengan ALSA Leadership Talkshow bertemakan “Resilient & Inclusive Leadership: Building Strong Teams Through Diversity, Clarity, and Emotional Intelligence”. Sesi ini menghadirkan Ir. Suraiya Kamaruzzaman, S.T., LL.M., M.T. (Founder Flower Aceh, Aktivis HAM & Perempuan), Edi Fadhil, S.H. (Tokoh Media Digital), Tati Meutia Asmara, S.KH., M.Si. (Anggota Divisi II DPRA), dan Suhil Alfata (Founder Berucap.id). Selanjutnya, para delegasi juga mengikuti workshop dengan sistem kelompok acak yang kemudian hasil diskusinya dipresentasikan pada sesi Group Presentation.


Pada hari ketiga, rangkaian Pra-Munas ditutup dengan penyampaian last speech dari para Director Local Chapters serta penandatanganan hasil dari Pra-Munas. Sementara itu, delegasi ALT mengikuti agenda ALT Informal Games dengan berkompetisi secara kelompok untuk menyelesaikan misi yang telah disiapkan. Malam harinya, seluruh rangkaian kegiatan Pra-Musyawarah Nasional dan ALSA Leadership Training XXXII ditutup dengan Closing Ceremony yang mencakup Gala Dinner, penampilan dari masing-masing Local Chapter, awarding session, serta serah terima tuan rumah dari Local Chapter Universitas Syiah Kuala kepada Local Chapter Universitas Brawijaya sebagai penyelenggara PALT XXXIII pada tahun 2026 di Kota Malang mendatang.


Hari keempat diisi dengan kegiatan City & Culinary Trip yang merupakan rangkaian kegiatan penutup yang memperkenalkan delegasi pada keunikan budaya dan kuliner khas Aceh. Pada kegiatan ini, para delegasi diajak mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah dan pusat-pusat budaya yang menjadi ikon kota Banda Aceh, yaitu Museum Tsunami dan Pantai Tebing Lampuuk. Melalui agenda ini, diharapkan para delegasi tidak hanya menikmati keindahan
alam dan budaya Aceh, tetapi juga membawa pulang kesan mendalam tentang pentingnya menjaga warisan sejarah sekaligus memperkuat citra Banda Aceh sebagai kota yang menyimpan kisah perjuangan dan kehangatan yang tak terlupakan.

bottom of page